ZONAJAKARTA.com - Jet tempur Rafale sepertinya akan bernasib sama dengan pengadaan alutsista-alutsista lainnya.
Indonesia tidak mau hanya membelinya, namun juga terlibat terkait pengadaan Rafale.
Hal itu yang diterangkan oleh kantor berita Antara (27/9/24) dalam judul artikelnya yang berbunyi “PT DI tekankan RI perlu kuasai teknologi kunci dalam pengadaan Rafale”.
Pabrikan dalam negeri, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) ingin menguasai teknologi kunci atas jet tempur Rafale.
“Ada beberapa teknologi kunci yang justru kami harapkan akan menjadi komplementer pada saat kita membangun kemampuan (produksi) jet tempur kita sendiri”, ucap Dirut PTDI, Gita Amperiawan.
Lebih spesifik, PTDI ingin ke depannya dapat memproduksi sendiri beberapa komponen jet tempur itu.
“Ke depannya kami bisa menjadi bagian dari rantai produksi globalnya mereka”, pungkas Gita.
Indonesia nyatanya masih berdiskusi dengan pabrikan Rafale, Dassault Aviation terkait kesepakatan transfer teknologi.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, pemerintah sedang gencar-gencarnya mendongkrak kemampuan industri pertahanan dalam negeri.
Di berbagai kesempatan terkait pengadaan alutsista, selalu memprioritaskan upaya transfer teknologi.
Seperti pengadaan dua unit kapal selam Scorpene Evolved besutan Naval Group Prancis yang lagi-lagi melibatkan pabrikan lokal.
Kedua kapal selam itu nantinya akan dibangun di fasilitas PT PAL di Surabaya.
“PT PAL dan Naval Group telah tandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal selam Scorpene Evolved yang dibangun di dalam negeri”, jelas PT PAL (2/4/24).
Beberapa kali pun PT PAL dan Naval Group bertemu membahas soal program pembangunan kapal selam itu.
Seperti, mempersiapkan fasilitas kapal selam PT PAL di Surabaya sampai bagaimana skema membangun Scorpene Evolved.
Seperti pertemuan belum lama ini, mengatakan bahwa dua unit Scorpene Evolved itu akan dibangun secara bersamaan.
“Pada 11 September, telah berjalan diskusi terkait pembangunan dan dukungan operasional dua Scorpene Evolved yang akan dioperasikan TNI AL”, jelas Naval News (20/9/24) dalam artikel “Indonesia and France Discuss Key Details on Scorpène Evolved Submarines.
Pengerjaan dua kapal selam itu akan dilakukan berbarengan tanpa menunggu pembangunan unit pertama selesai.
“Untuk mempercepat proses pembangunan, pengerjaan Scorpene Evolved kedua akan dimulai tanpa harus menunggu penyelesaian pertama. Konstruksi kapal selam kedua akan tumpang tindih dengan yang pertama, sehingga memungkinkan keduanya berjalan secara bersamaan, namun dengan permulaan yang berbeda-beda dan tanggal penyelesaian yang berbeda”, pungkasnya.
Dalam artikel Kemhan RI (27/9/23), transfer teknologi adalah langkah pemerintah membangun kemandirian industri pertahanan dalam negeri juga kualitas SDM di dalamnya.
Karena dengan transfer teknologi, Indonesia tidak hanya sebagai konsumen senjata.
Indonesia setidaknya akan dilibatkan dalam pengembangan senjata atau teknologi tersebut.
“Transfer teknologi adalah paradigma baru dalam belanja pertahanan, yaitu menjadikannya sebagai investasi pertahanan”, jelasnya.
Lebih spesifik lagi, program transfer teknologi secara otomatis akan meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri.
Dengan begitu, Indonesia bisa mandiri dalam pemenuhan di bidang pertahanan dan tidak lagi bergantung kepada produk asing.
Mendorong kemandirian pada industri pertahanan lokal kerap kali juga digaungkan oleh pemerintah.
“Membentuk industri pertahanan yang kuat dan mandiri agar mampu bersaing dan menguasai pasar dalam negeri utamanya dan diperhitungkan di pasar internasional. Kemandirian industri pertahanan harus kita wujudkan bersama-sama, tidak bisa sendiri-sendiri. Kita harus perkuat industrinya, kita juga harus bangun ekosistemnya agar tumbuh dan berkembang makin maju”, ujar Presiden Jokowi dikutip setneg.go.id (20/4/22).
Marketing PTDI :marketing-ptdi@indonesian-aerospace.com
Sekretariat PTDI :sekretariatptdi@indonesian-aerospace.com