22 Januari 2025
Indonesia Bisa Geser India Jika Proyek Langganan RMO yang Diincar PTDI Sukses Besar
ZONAJAKARTA.com - Akuisisi 42 unit Rafale telah dituntaskan Indonesia dan kini hanya menunggu waktu jet tempur generasi 4,5 itu tiba di tanah air.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai bagian dari Holding BUMN bernama DEFEND ID juga menginginkan keberadaan layanan MRO Rafale di markasnya yakni Bandung, Jawa Barat sebagai timbal balik atas pembelian pesawat tersebut.
Jika nantinya sukses, proyek layanan MRO Rafale diyakini PTDI bisa menjadikan Indonesia menggeser posisi India di mata Dassault Aviation selaku pabrikan jet tempur terkait.
Sebagaimana diketahui, kontrak pengadaan 42 unit Rafale telah diteken oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dengan Dassault Aviation pada Februari 2022 lalu.
Akan tetapi untuk pembelian enam unit pertama baru dieksekusi tepat di bulan September 2022, disusul delapan belas unit berikutnya pada Agustus 2023 dan delapan belas unit terakhir saat memasuki awal tahun 2024.
Artinya Indonesia hanya tinggal menunggu kedatangannya yang dimulai pada tahun 2026 mendatang, sembari melakukan berbagai persiapan termasuk melatih pilot TNI AU agar benar-benar mahir mengoperasikannya.
Dilansir ZONAJAKARTA.com dari artikel berjudul "KSAU dan Menhan bahas rencana kedatangan pesawat tempur Rafale" yang dimuat pada Rabu, 8 Januari 2025, pesawat tersebut nantinya bakal ditempatkan di dua kota strategis.
Antara lain Pekanbaru yang berdekatan dengan Selat Malaka dan Pontianak yang lokasinya tak jauh dari kawasan Laut Natuna Utara.
Bahkan ada rencana untuk menempatkan satu skuadron Rafale pasca kedatangan batch berikutnya di kawasan Indonesia Timur.
Untuk menunjang tujuan utama pengadaan Rafale oleh Pemerintah Indonesia yakni memperkuat kemampuan TNI AU, pembekalan skill dan mentalitas tempur dari sumber daya manusia (SDM) terkait tidaklah cukup.
Diperlukan fasilitas perawatan, perbaikan, dan perombakan (MRO) yang sangat memadai.
Sebab keberadaan layanan MRO Rafale memiliki manfaat ketika TNI AU membutuhkan suku cadang (spare part) baru jika sewaktu-waktu mengalami kerusakan atau kendala pada komponen tertentu.
Salah satu negara yang diketahui sudah lama menawarkan diri untuk menyediakan layanan MRO Rafale memadai adalah India.
Negeri Bollywood itu menawarkannya kepada Indonesia bahkan sejak kontrak pengadaan pesawat tersebut ditandatangani.
"India secara aktif membranding dirinya sebagai pemain kunci di sektor perawatan, perbaikan, maupun perombakan (MRO) jet tempur Rafale ke Indonesia," tulis seorang jurnalis bernama Raghav Patel melalui laman defence.in dalam artikel berjudul "India Eyes Offering Rafale Maintenance, Repair, and Overhaul Services To Indonesia Following Jakarta's $8.1 Billion Fighter Jet Deal" terbitan Kamis, 16 Januari 2025.
Indonesia bukanlah satu-satunya negara yang ditawari oleh India untuk menggunakan layanan MRO Rafale di negaranya.
Ada beberapa negara lain yang juga menjadi "sasaran tembak" New Delhi sebagai ladang cuan dari proyek yang digarap bersama Dassault Aviation ini.
Terutama dari kawasan Timur Tengah seperti Qatar, Uni Emirat Arab, hingga Arab Saudi yang notabene relatif berdekatan secara geografis.
Peluang ini sangat besar sehingga negara-negara tersebut bisa memperoleh spare part baru penunjang Rafale dengan biaya yang jauh lebih ekonomis dibandingkan ketika harus mengirimkan pesawat ke Prancis hingga mengembalikannya pulang ke konsumen.
Meski belakangan India kembali melakukan penawaran, Indonesia tidak serta merta bisa menerimanya begitu saja.
Sebab PTDI sudah mengajukan usulan mengenai engineering work package (EWP) dalam kerja sama offset (imbal beli) dari seluruh akuisisi jet tempur asing yang diajukan oleh pemerintah.
Usulan mengenai EWP ini tak hanya berlaku untuk Rafale, namun juga produk pesawat lainnya seperti KF-21 Boramae dan masih banyak lagi.
"Di luar offset yang menjadi standar Kemhan RI, kami usulkan satu proposal yang bernama engineering work package atau EWP," kata Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dikutip dari laman Antaranews.com edisi 1 Juli 2024 dalam artikelnya yang berjudul "PT DI usul engineering work package dalam offset pengadaan Rafale".
Pengajuan EWP terkait offset dari akuisisi Rafale oleh PTDI ini bukan tanpa alasan, bahkan memiliki tujuan jangka panjang yang sangat strategis.
Apalagi sejak awal perencanaan pengadaan pesawat tersebut, Indonesia memang menginginkan untuk bisa memperoleh lisensi produksi di dalam negeri.
Sehingga sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri tidak usah jauh-jauh pergi ke mancanegara untuk meningkatkan skillnya dalam menciptakan produk jet tempur kelas dunia, sejalan dengan keinginan negara yang mengharapkan kemandirian alutsista sebagai bagian dari visi menuju Indonesia Emas 2045.
India Siap-siap Tergeser
Apabila proyek layanan MRO Rafale di Indonesia berjalan lancar dan sukses, bukan tidak mungkin ini dapat menggeser posisi India yang selama ini dikenal sebagai negara pengguna terbesar kedua pesawat tersebut setelah Prancis sebagai operator utama.
Melansir artikel berjudul "Concerns Mount for India as Dassault's Rafale Production Backlog Expands" yang dimuat oleh laman idrw.org pada 31 Desember 2024, Negeri Bollywood itu memang menginginkan lisensi produksi pesawat terkait dalam rangka mengantisipasi keterlambatan pengiriman unit pesawat sekaligus spare part di kemudian hari lantaran situasi geopolitik yang sulit diprediksi seperti sekarang.
Ini juga membuka peluang bagi negara-negara Asia Pasifik lain yang baru ingin dan akan membeli pesawat generasi 4,5 rancangan Dassault Aviation itu.
Namun niat baik ini tak boleh membuat New Delhi terlena, karena Bandung juga memiliki sarana dan prasarana yang disiapkan untuk melakukan aktivitas produksi berbagai macam jet tempur yang representatif di bawah pengelolaan PTDI.
Pendek kata, pemberian lisensi produksi Rafale oleh Dassault Aviation berpeluang menjadikan Indonesia melampaui India bahkan Prancis dari segi jumlah kepemilikan Rafale.
Sebab pemerintah bisa menambah jumlah armadanya untuk kebutuhan operasional TNI AU apabila dibutuhkan dengan biaya yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pembelian awal sebagaimana kontrak yang diteken pada Februari 2022 lalu.***
Source: https://www.zonajakarta.com/nasional/67314390320/indonesia-bisa-geser-india-jika-proyek-layanan-mro-rafale-yang-diincar-ptdi-sukses-besar