06 Agustus 2025
PTDI Indonesia Perluas Cangkupan Pelayanan, Bisa Servis Pesawat Militer hingga Komersial
ZONAJAKARTA.com - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) adalah satu-satunya manufaktur platfrom udara di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Dulu, PTDI dikenal dengan nama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara), dirikan oleh Bapak Teknologi Indonesia, BJ Habibie.
Namun karena krismon 1997-98, IPTN terpaksa vakum, beberapa pelayanan termasuk produksi pesawat dibatasi ketat.Pada akhirnya, IPTN kembali “berjalan” di tahun 2000 dan berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia.
Semenjak didirikan sampai sekarang, IPTN/PTDI sudah memproduksi beberapa pesawat, sebut sana CN235, NC212i, dan NC219.Bahkan PTDI membuka kolaborasi dengan pihak luar, seperti Airbus dalam membuat helikopter H225M Caracal, AS565 MBe Panther, H135, dan H145.
Namun selain membuat dan menjual produk, PTDI juga membuka pelayanan servis pesawat. Operator CN235, NC212i, NC219 dalam negeri menservis pesawatnya di PTDI, tak terkecuali pelanggan luar negeri.
Selain sukses menjual pesawatnya ke mancanegara, PTDI juga memberikan pelayanan servis bagi pelanggan-pelanggan asing. Seperti pesawat CN235 Uni Emirat Arab (UEA) yang akan mendapat pelayanan Life Extension Program (SLEP).
“Salah satu unit pesawat CN235-110 milik United Arab Emirates Air Force & Air Defence (UAE AFAD) telah tiba di fasilitas PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, pada Senin, 14 April 2025 pukul 14.30 WIB, untuk menjalani program Service Life Extension Program (SLEP)”, jelas PTDI di Instagramnya (16/4/25)
Ini adalah kelanjutan dari kesepakatan antara PTDI dan UEA pada pameran International Defence Exhibition (IDEX) 17-21 Februari 2025 di Abu Dhabi. Pada kesempatan itu, PTDI melanjutkan kontrak soal SLEP untuk pesawat CN235 Angkatan Udara UEA.
“Dalam rangka menjaga fleet readiness, IDEX 2025 menjadi momentum strategis bagi PTDI untuk menindaklanjuti potensi kontrak Service Life Extension Program (SLEP) bagi pesawat CN235 milik Angkatan Udara UEA”, jelas PTDI di laman resminya.
Program SLEP ini bertujuan untuk memperpanjang masa pakai/operasional pesawat. SLEP memastikan pesawat tetap optimal dalam menjalankan berbagai misi.
“Untuk memastikan pesawat memiliki masa operasional yang baru serta dapat beroperasi kembali dengan performa lebih baik dan dilengkapi dengan avionik modern, kami selalu berkomitmen untuk menghadirkan solusi pemeliharaan dan peningkatan kapabilitas pesawat secara berkelanjutan. Melalui program SLEP ini, kami tidak hanya memperpanjang usia pakai pesawat, tetapi juga memastikan kesiapan operasional yang optimal sesuai dengan kebutuhan misi di lingkungan customer”, kata Amperiawan selaku Direktur Utama PTDI.
UEA adalah pengguna pesawat CN235 besutan PTDI yang mereka gunakan untuk keperluan angkutan VIP sampai operasi militer.
PTDI juga pernah menawarkan program SLEP ini untuk pasar Afrika dan Amerika Latin. Antara (2/7/24) dalam artikel berjudul “PT DI Incar perluas pasar Afrika untuk NC-212i dan CN-235”, mengatakan bahwa PTDI memang ingin memperluas pangsa pasar sampai ke Afrika maupun Amerika Latin.
“PTDI menjajaki peluang untuk memperluas pasar di Afrika dan Amerika Latin untuk penjualan pesawat NC-212i dan CN-235”, jelasnya.
Mencoba perluas pelayanannya, PTDI juga tawarkan servis pesawat komersial.
“PTDI terus memperluas cakupan layanan Aircraft Services (ACS) sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnisnya. Tidak hanya terbatas pada perawatan pesawat militer, kini PTDI juga aktif menjangkau sektor general aviation, serta memperdalam penetrasi untuk perawatan pesawat komersial dengan segmen pasar dan jenis pekerjaan yang semakin beragam.
Kini, PTDI meningkatkan intensitas ekspansinya dalam menangkap peluang di pasar pesawat non-militer. Salah satunya melalui penyediaan layanan new livery paint untuk general aviation dengan berbagai jenis pesawat private jet, seperti Boeing Business Jet (BBJ), Gulfstream G450/G550, serta Embraer Legacy 600/650, yang ke depannya dapat dikembangkan mencakup berbagai pekerjaan lanjutan sesuai permintaan dan spesifikasi pelanggan.
Untuk pesawat komersial, khususnya narrow body, PTDI belum lama ini telah menyelesaikan pekerjaan pengecatan, beserta penggantian kursi (seat replacement) dan beberapa pekerjaan tambahan lainnya seperti cabin refurbishment terhadap pesawat Airbus A319 milik maskapai Aero Dili, Timor Leste.
Saat ini, di hanggar PTDI Bandung juga sedang berlangsung pekerjaan perawatan besar (C-Check) terhadap pesawat Airbus A320 milik Citilink Indonesia, yang merupakan program kolaborasi antara PTDI dan GMF AeroAsia”, jelas PTDI di lamannya (4/8/25).
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi PTDI dalam menjadikan hanggar di PTDI Bandung sebagai pusat layanan MRO terpadu, tidak hanya untuk sektor pesawat militer, namun juga pesawat komersial dan general aviation.
Hingga saat ini, layanan ACS PTDI telah dipercaya oleh lebih dari 50 pelanggan yang tersebar di tiga benua, menunjukkan pengakuan dunia terhadap kapabilitas dan kualitas layanan yang dimiliki PTDI.
Selaras dengan hal tersebut, saat ini PTDI akan melanjutkan perolehan otorisasi dari otoritas penerbangan internasional (foreign authority approval) sebagai bagian dari upaya strategis untuk memperkuat daya saing dan memperluas jangkauan pasar secara global.
Source: https://www.zonajakarta.com/nasional/67315666141/ptdi-indonesia-perluas-cangkupan-pelayanan-bisa-servis-pesawat-militer-hingga-komersial