TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menunjukkan gambar desain atau model pesawat N219 Amfibi. Wacana pengembangan pesawat itu dari model dasar N219 telah ada sejak lima tahun lalu dan pernah ditargetkan sebagai proyek strategis nasional yang bakal uji terbang perdana 2023 dan mengantongi sertifikat pada 2024 ini.
Terkini, pesawat N219 Amfibi ditargetkan mendapatkan sertifikasi standar internasional dari The Federal Aviation Administration (FAA) pada 2026. Terbang perdana juga ditarget pada tahun yang sama. "Mendapatkan sertifikasi dari Direktorat Kelaikudaraan & Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan pada 2027,” kata Manajer Komunikasi Perusahaan dan Promosi PTDI Adi Prastowo dikutip dari siaran pers yang diterima pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Dari gambar desain itu, Adi menyampaikan bahwa pengembangan pesawat N219 menjadi versi amfibi merupakan salah satu upaya PTDI dalam menciptakan dampak pertumbuhan atau spin over terhadap ekosistem industri dalam negeri. Tak ada paparan tentang kelanjutan uji dan upaya sertifikasi tersebut.
Pengembangan juga disebut Adi merupakan bagian dari inisiatif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan menjadi salah satu flagship transformasi ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri. “Program pengembangan N219 Amfibi juga didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan,” kata Adi,
Dalam rancangannya, pesawat N219 Amfibi merupakan pengembangan pesawat N219 versi basic dengan peningkatan performa. Maximum Take Off Weight (MTOW) dari yang sebelumnya 6.700 kilogram ditingkatkan menjadi 7.030, sementara payload dari sebelumnya 1.550 menjadi 1.900 kilogram.
Floater pada gambar model, yang juga menjadi ciri khas pesawat amfibi, dikembangkan PTDI bersama dengan AEROCET dan MOMENTUM, perusahaan pembuat Pesawat amfibi di Amerika. “Penambahan floater dengan berat 600 kilogram kemudian akan menyisakan kekuatan pesawat untuk mengangkut beban hingga 1.300 kilogram atau setara dengan beban 17 penumpang,” kata Adi.
Pesawat N219 Amfibi dirancang memiliki kecepatan maksimal 296 kilometer per jam pada ketinggian operasional 10 ribu kaki. Daya jelajah maksimum 231 kilometer. Pesawat mampu take off pada jarak 1.400 meter di badan air dan landing pada jarak 760 meter.
“Berdasarkan spesifikasi kemampuan tersebut, pesawat N219 amfibi sangat cocok melayani kebutuhan wilayah kepulauan yang sekadar membutuhkan water-based port, terutama untuk mendukung operasi militer di wilayah terpencil dan perbatasan,” kata Adi.
Dirancang untuk melayani mobilitas wilayah kepulauan, pengembangan pesawat N219 Amphibi merupakan bagian dari visi jangka panjang pemerintah Indonesia untuk memperkuat pertahanan dan ekonomi. “Dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, seperti pariwisata, layanan perjalanan dinas pemerintahan, oil & gas company, layanan kesehatan masyarakat, SAR & penanggulangan bencana dan pengawasan wilayah maritim,” tutur Adi.
Marketing PTDI :
marketing-ptdi@indonesian-aerospace.com
Sekretariat PTDI :
sekretariatptdi@indonesian-aerospace.com